Kalimat ini setidaknya mewakili upaya sahabat-sahabat di Lakpesdam dan Fatayat NU, sebagai salah satu strategi melakukan upaya pencegahan perkawinan anak di Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Kabupaten Lombok Utara. Kalimat diatas merupakan ungkapan reflektif untuk menggambarkan bahwa kerja berjamaah dan berjamiyah adalah pilihan. Struktur (negara/pemerintah) tentu dalam banyak hal tidak akan bisa menjangkau semua sisi untuk mencegah praktik perkawinan anak. Mendinamisir kultur juga adalah pilihan yang harus disambung, dijahit dan dirajut sehingga akan terhubung menjadi sebuah pola yang saling mendukung, menguatkan dan hasil akhirnya adalah kemajuan dan kesuksesan bersama. Dan Aktivis Nahdlatul Ulama (Lakpesdam dan fatayat) dengan dukungan keluarga besar lembaga dan banom Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat menjadikan strategi “Menjahit Struktur-Mendinamisir Kultur” sebagai pola dan jalan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan mencegah praktik perkawinan anak.
Inilah salah satu yang menjadi bahan testimoni yang disampaikan Aktivis Fatayat NU “Sundusiyah” ketika menyampaikan perkembangan Program INKLUSI, dihadapan Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Bintang Puspayoga, saat Munas Perempuan di Bali, 19-21 April 2024
0 Comments:
Posting Komentar