Lakpesdam PWNU NTB
Melaksanakan Kegiatan Psikososial Anak Serempak Di Tiga Kabupaten Kota
Pandemi Covid-19 masih menjadi ancaman
pada semua lini khidupan, dampak-demi dampak terus menjalar mengubah tatanan
kehiduapn sosial, salah satunya adalah perkembangan pada Anak. Senin, 25
Januari 2021 lalu, kegiatan belajar mengajar di Sekolah untuk semua jenjang
dari SD sederajat, SMP sederajat , dan SMA sederajat kembali dihentikan di
seluruh NTB, penghentian tersebut dikarnakan
pasien Positif Covid-19 yang kian mengkhawatirkan, NTB juga menjadi
daerah tertinggi kedua kasus Anak Covid-19 setelah Jawa Timur di Indonesia.
Sebanyak 86 Anak terinfeksi Covid-19
hingga Kamis, 28 Januari 2021 minggu lalu, hal ini menjadi perihatin terhadap
dampak kepada anak yang makin menggila. Bagaimana tidak, aktifitas anak menjadi
terbatasi, pada usia yang seharusnya bisa berinteraksi langsung dengan
teman-temannya dalam belajar dan bermain sebagaimana mestinya kini tidak bisa
lagi dilakukan, usia anak yang seharusnya dapat bimbingan langsung dalam
menumbuhkembangkan mental dan karakter
anak oleh guru juga tidak dapat dilakukan lagi, tidak sedikit orang tua juga
yang salah dalam membimbing anaknya belajar dari rumah secara daring, orang tua
cendrung berlaku keras kepada anak bila sulit mengerti, hingga akibatnya anak
menjadi rentan stress dan merasa tidak disayangi dan tidak memiliki dunia anak
sebagaimana seharusanya. Hal demikian
juga sangat berdampak
pada kesehatan mereka secara psikis dan sosial.
Berdasarkan hasil penggalian suara dari kurang lebih 100
anak pada 8 lokasi di Nusa Tenggara Barat, yang dilakukan Lakpesdam NU dengan
dukungan Program PEDULI. Teridentifikasi bahwa selama pandemi anak-anak
mengalami tekanan dan stress. “Anak-anak merasa stress dengan model
pembelajaran jarak jauh, tugas atau pekerjaan rumah menjadi lebih banyak,
kesulitan berdiskusi dengan guru dan temannya ketika ada pelajaran tidak
dimengerti, tidak bisa bermain, dan takut terkena virus corona. Disamping itu,
dirumah anak-anak rentan menjadi stres karena sering diomelin, disuruh-suruh,
dimarahin, dituduh main game oleh orang tua, padahal sedang mengikuti proses
pembelajaran secara online.” terang Ketua Lakpesdam NU NTB Muhammad
Jayadi.
Berangkat dari hal itu, Lakpesdam PWNU NTB melaksanakan Kegiatan
Psikososial Anak serempak di tiga kabupaten Kota, yakni Kota Mataram, Lombok
Timur dan Lombok Tengah dengan membagi 18 Kader yang telah mengikuti Pelatihan
Psikososial Anak secara Daring pada hari Kamis-Jumat, tanggal 21-22 Januari 2021 lalu yang dilaksanakan oleh
The Asia Foundation. 18 Kader lakpesdam tersebut telah menjadi relawan anak
dalam masa pandemi Covid-19 untuk menjaga daya tahan terhadap Anak melalui
kegiatan Psikososial Anak. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan secara offline
dengan tetap memerhatikan protokol keshetan dan peserta yang terbatas sebanyak
5 kali pertemua yakni tanggal 1, 3, 4, 8 dan 10 Februari 2021 yang dilaksanakan
berbarengan di 3 titik.
“Alhamdulillah Kegiatan hari pertama atau
Sesi I yakni Mengenal Covid-19 telah
kami laksanakan pada hari senin kemarin berjalan lancar, anak-anak terlihat
antusias dan bahagia saat fasilitator mengajak bermain namun masih terlihat
malu-malu, dan kemistrinya masih kurang antara fasilitator dengan anak-anak atau
peserta, mungkin karena pertemuan awal, yang jelas anak-anak sudah memahami
tujuan dari kegiatan ini dan mereka terlihat bersemangat ketika fasilitator
meminta kepada anak-anak mengekspresikan dan menjelaskan apa itu Covid-19
melalui tulisan dan gambaran merka, hari berikutnya semoga anak-anak semakin
bahagia dan merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan ini” ungkap Herman Angin
Daye selaku Koordinator dalam kegiatan tersebut.
Tidak hanya anak, warga disekitaran
lokasi kegiatan juga sangat antusias mendukung, melihat anak-anaknya bisa
bermain, tertawa dan gembira lagi bersama teman-temannya walapun terbatas.
mereka terlihat sangat bahagia walau hanya bisa menonton lewat jendela dan pintu
rumah masing-masing.
0 Comments:
Posting Komentar